10.09
Unknown
coretan,Selasa, 20 Maret 2012
Ilustrasi Jaksa (dok:okezone)
JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) terus menelusuri temuan Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) soal rekening gendut jaksa.
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, terdapat dua dari sembilan jaksa yang terindikasi memiliki rekening gendut. Namun, jaksa itu telah pensiun.
"Masih ditelusuri, ada yang sudah pensiun dua orang, di Jawa Tengah, Jawa lah pokoknya, ada dua orang," ujar Jamwas Kejagung Marwan Effendy, di Jakarta, Selasa (20/3/2012).
Dikatakan Marwan uang tersebut diperoleh dari beragam sumber. Mulai dari warisan orangtua hingga hasil penjualan warisan rumah.
"Kemudian dapat hasil dari sewa rumah, rumahnya ditunggu, karena di Jakarta kos maka disewakan. Kemudian istrinya mantan kepala bank, lalu minta pensiun dini. Dapat pesangon 800 juta itu, itu dimasukan ke dalam tabungan. Itu ada buktinya semua," beber Marwan.
Sedangkan satu jaksa lainnya memiliki bukti berupa usaha pertambangan yang mempunyai tanah.
"Tanahnya itu mungkin ada tambang, kemudian ada orang yang berminat buat nambang disana. Nah dia dapat sebagian royalti dari bapaknya. Jual beli itu ada surat-suratnya buat apa kita telusuri lagi. Lalu uangnya masuk di rekening itu. Sekaranga kan orang sudah enggak mau pakai kontan toh," paparnya.
Menurutnya, terhadap kedua orang yang sudah pensiun itu bukan lagi kewenangan Jamwas lagi. Pasalnya, lanjut Marwan, Jamwas bertugas memeriksa dugaan korupsi jaksa yang masih aktif.
"Masih ditelusuri, ada yang sudah pensiun dua orang. Laporan PPATK dilaporkan ke KPK, kita hanya meraba-raba, analisisnya tidak ada. Baru empat orang, ada dua orang lagi," pungkasnya.
Mengenai pembuktian terbalik, pihaknya juga turut mempertimbangkannya. "Kita minta mereka bisa tidak memberikan alibi," tandas mantan Jampidsus ini.
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, terdapat dua dari sembilan jaksa yang terindikasi memiliki rekening gendut. Namun, jaksa itu telah pensiun.
"Masih ditelusuri, ada yang sudah pensiun dua orang, di Jawa Tengah, Jawa lah pokoknya, ada dua orang," ujar Jamwas Kejagung Marwan Effendy, di Jakarta, Selasa (20/3/2012).
Dikatakan Marwan uang tersebut diperoleh dari beragam sumber. Mulai dari warisan orangtua hingga hasil penjualan warisan rumah.
"Kemudian dapat hasil dari sewa rumah, rumahnya ditunggu, karena di Jakarta kos maka disewakan. Kemudian istrinya mantan kepala bank, lalu minta pensiun dini. Dapat pesangon 800 juta itu, itu dimasukan ke dalam tabungan. Itu ada buktinya semua," beber Marwan.
Sedangkan satu jaksa lainnya memiliki bukti berupa usaha pertambangan yang mempunyai tanah.
"Tanahnya itu mungkin ada tambang, kemudian ada orang yang berminat buat nambang disana. Nah dia dapat sebagian royalti dari bapaknya. Jual beli itu ada surat-suratnya buat apa kita telusuri lagi. Lalu uangnya masuk di rekening itu. Sekaranga kan orang sudah enggak mau pakai kontan toh," paparnya.
Menurutnya, terhadap kedua orang yang sudah pensiun itu bukan lagi kewenangan Jamwas lagi. Pasalnya, lanjut Marwan, Jamwas bertugas memeriksa dugaan korupsi jaksa yang masih aktif.
"Masih ditelusuri, ada yang sudah pensiun dua orang. Laporan PPATK dilaporkan ke KPK, kita hanya meraba-raba, analisisnya tidak ada. Baru empat orang, ada dua orang lagi," pungkasnya.
Mengenai pembuktian terbalik, pihaknya juga turut mempertimbangkannya. "Kita minta mereka bisa tidak memberikan alibi," tandas mantan Jampidsus ini.
Posted in: politic
0 komentar:
Posting Komentar