Rabu, 28 Maret 2012

PM Jepang Bangkitkan Isu Budak Seks

coretan

Foto : PM Jepang Yoshihiko Noda (bna)
Foto : PM Jepang Yoshihiko Noda (bna)
TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda kembali membahas isu yang terbukti menegangkan hubungan Jepang dan Korea Selatan, yakni isu budak seks di era Perang Dunia II.

Noda tampak mempermasalahkan adanya patung perempuan yang menjadi simbol budak seks era perang di depan kantor Kedutaan Besar Jepang di Kota Seoul, Korsel.

Ada tulisan yang terdapat di dekat patung itu, tulisan itu berbunyi, "para perempuan tidak boleh dipaksa untuk menjadi budak seks." Disebut pula bahwasannya patung itu akan menjadi monumen perdamaian bagi para warga yang ingin belajar dari sejarah dan mengenang masa lalu.

Perdana Menteri Noda mendesak Presiden Korsel Lee Myung Bak agar memindahkan patung perempuan itu. Menurut Jepang, para perempuan yang menjadi budak seks merupakan sukarelawan, sementara itu beberapa orang di antara mereka juga dibayar. Jepang mengklaim tidak pernah melakukan pemaksaan terhadap para perempuan itu. Demikian seperti diberitakan Chosun Ilbo, Rabu (28/3/2012).

Menurut sejarawan, pada era Perang Dunia II, sekira 200 ribu perempuan dari Korea, China, Filipina, dan negara lainnya bekerja di rumah bordil Jepang. Jepang sebelumnya sudah meminta maaf atas kejahatan perempuan-perempuan Asia tersebut, namun Pemerintah Jepang menampik ada tuduhan bahwa mereka mendirikan rumah bordil.

Para mantan budak seks di Korsel juga sudah melancarkan demonstrasi untuk mendesak Jepang agar membayar kompensasi terahadap mereka.

0 komentar:

Posting Komentar


widget
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by mendbankeld - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons